Seraya kembali akan pena yang menuliskan kembali ceritanya
Halnya balada seorang aku yang kembali melanjutkan ceritanya
Berjuang menapaki alurnya
Hingga kebahagiaan sesungguhnya datang
Ditengah keluarga asing mencoba bertahan meraba kejadiannya
Cerita yang kutuliskan ini lagi lagi membuktikan dasyatnya kuasaNya, mulai dari kebingungan jungkir balik masalah klasik anak perantauan di negeri asing,apalagi kalau bukan visa!
hhiiiaaah ini juga yang terjadi dengan saya,mulai dari jungkir balik di Bahnhof Balingen,jejeluntungan ke Stuttgart,ngacrit ke Heidelberg ampe di jabanin ama salah satu temen senasib di Karlsruhe plus sempet nginep semalemen karena ga siap buat balik ke Haigerloch!
Mulai persyaratan Anmeldung Bestaetigung ampe suru nulis Nachwiesenlebenunterhalt ampe harus bolak balik geupeur bgt rasanya.Akhirnya kejadian ini semua memutuskan saya untuk kembali melanjutkan yang sempat tertunda,ya!back to Austria!
Mau gamau ini semua bikin pikiran saya buat prepare ongkos dll bahkan kemungkinan terburuk
( semoga engga ya Allah :"( )
Pagi ini saya bergegas berkunjung ke rumah Fadimeabla,salah satu kenalan saya di Jerman asal turki. Niatnya cuma untuk sedikit refresh aja,mulai diajak sarapan bareng ampe ngobrol cerita-cerita,ampe ternyata abla(saudara perempuan turki) ngerasa ada yang ga biasa,akhirnya saya ceritakan semua apa yang menjadi masalah saya,ga mau kalah,Chasanamzah juga ikut nimbrung,melihat tatapan mereka mata saya menjadi berkaca-kaca,tatapan Chasanamzah seakan mengerti apa yang menjadi masalah anak-anak rantau seperti saya ini,ia memeluk erat,ingat sekali waktu dia berkata,"kemanapun kamu pergi,dimanapun kamu,dari dulu saya sudah bilang datang kemari,kamu anak kami juga,saya antar kamu ke Wina atau nanti saya carikan tiketnya".Pelukannya semakin menenangkan dan sedikit membuat lelucon untuk saya,Fadimeabla yang seakan tau gimana schock n beratnya ini untuk saya mengingat perjuangannya yang tidak lama tersenyum mengerutkan tangan saya sembari berdoa menyelipkan uang 50euro,tatapan itu hanya bisa ku balas dengan senyuman dan disambung dengan pelukannya yang erat.Kami menghabiskan waktu bersama di meja makan hingga salah satu teman Fadimeabla mengundangnya untuk datang dan menghibur temannya yang juga asal Turki yang kebetulan baru-baru ini Ibundanya wafat,tak pikir panjang Fadimeabla mengajak saya untuk bertemu dengan teman-teman Turki yang tinggal di Jerman.Sesampainya disana ucapan salam dan pelukan hangat datang dari mereka,bahagia terpancar dari raut wajah Fatma,ya sudah lama memang kami tak bertemu,begitu mendengar kabar saya,Fatma langsung mengundang saya minum teh dirumahnya minggu depan waktu saya libur.Ketika itu,seseorang mengahmpiri saya untuk memakaikan jilbab,jujur kaget! saya yang datang sengan minidress plus bigstocking plus sepatu musim gugur,tiba-tiba dipakaikan jilbab,spontan saya hanya bisa mringis-mringis (sumpah ga paham banget,pikir saya mungkin karena saya disitu yang satu-satunya tidak berjilbab),ga lama dari itu,yang lainnya memberikan saya sebuah Al-Qur'an,Fatma merangkul saya dan berkata "bacakan Yasin untuk ibu yang sudah Wafat,pimpin kami membaca ya,nak...." saat itu juga hati saya semakin gemetar,diantara perempuan-perempuan cantik ini,mereka menunjuk saya membacanya,Pikiran saya langsung melayang pada salah satu film yang diangkat dari cerita Hanum rais (99cahaya dilangit Eropa),kebersamaan ini tak kan pernah saya lupakan walau hanya tinggal beberapa minggu lagi saya meninggalkan kota indah ini :"
Setelah membaca hingga selesai,ku tatap mata mereka satu persatu yang berkaca-kaca bahkan menangis,ya.Ditempat ini saya justru tak pernah merasa asing atau dibeda-bedakan,bertemu dengan orang-orang luar biasa dari berbagai belahan dunia.
Tak sampai situ,sepulangnya saya kembali ke rumah Fadimeabla,saya sempatkan mampir ke salah satu restorant kebab yang mulai dari saya menginjakkan kaki disini,beliau selalu ngotot agar saya tidak membayar makanan apapun yang saya pesan,ingat? cerita awal ketika saya mencari Masjid dan mampir di resto ini?ya.semua berawal dari situ,kini sudah beberapa bulan berlalu,bahkan berjalan menapaki Tahun.
Kali ini kami berbincang hangat,dimulai rasa penasaran Basutamzah dan juga istrinya karena hari itu saya tidak memesan apa-apa,teh khas Turki menemani perbincangan kami,jujur kali itu saya membawa ratusan uang 10cent dan 20cent yang niatnya akan saya tukar ke Bank,iseng-iseng tanya,ternyata orang yang akrab saya angaap paman ini,tersenyum dan berkata "ya,sini mana sini" kami menghitung bersama,namun koin yang saya bawa tak sampai 50euro,saat saya bercanda dan mulai lalai dengan keseriusan kami,Basutamzah menyelipkan 50euro kedalam kotak tempat koin saya,serentak saya menolak dengan berbagai cara karena jumlah uang yang saya tukarkan tidak sebesar itu,beliau tersenyum dan menjawab "bukan jumlahnya,namun nilainya,liat.liat perjuanganmu nak,kalau nanti kamu menemukan orang baik yang sepertimu,bantu anak itu,lakukan yang baik" mendengar omongannya saya hanya bisa tertegun,saat itu juga abla menghibur saya untuk memanggil suaminya abi(kakak laki-laki dalam bahasa Turki),mereka berbincang dalam bahasa Turki,jujur saya ga paham sama sekali,saat itu abla memeluk erat menatap dalam.Saya hanya bisa memasrakan tubuh ini yang nyatanya saya tidak sendiri,kami bercerita tentang indahnya negara kami,begitu kayanya negara kami,beliau juga paham tak mudah bagi orang indonesia bisa menginjakkan kaki di Jerman,dengan nada bercanda abla menggoda "liat,badan kecil,tapi disini (*nunjuk hati)harus besar,harus kuat,iya ga 'kaempferin'(pejuang dalam bahasa jerman) di haigerloch pula,hhaha. Ya saya memang tinggal dikota terpencil bahkan untuk ke Stuttgart saja membutuhkan 3,5 jam perjalanan menggunakan transportasi umum.
Hari sudah semakin dingin dan gelap,iseng saya masuk ke dapur restoran tersebut,abla yang sibuk dengan adonannya iseng saya godain dan memaksa untuk membantu hingga akhirnya Abi mengijinkan saya membantu abla.Abi bilang"nanti ke Jerman lagi,kerja di resto sini" dengan nada bercanda (dalam hati saya aminin.hhi)
Hari itu mereka berdua menyiapakan makanan malam khusus untuk saya pada saat resto tutup.Lampu penyajian yang sudah mati tinggal lampu kuning kecil yang tersorot di meja pengunjung dengan makanan yang super luar biasa! soup khas turki dengan daging iga lembut,salad,doenner,kentang goreng dan berbagai minuman.Dimeja makan kami berbincang lebih dalam,bercerita tentang hidup,semangat dan ikhlas,
Setiap kali saya bertanya mengapa mereka berbuat sebaik ini kapada saya selama ini,mereka hanya tersenyum sembari bercanda,kamu anak perempuan kami nak,Jawaban ini yang seraya selalu ku doakan mereka agar memiliki keturunan meramaikan rumah mereka yang selama ini jadi mimpi mereka.
Hari ini,,,,,,,,,,,,,,verges ich nie!!!! liebe euch so sehr,alhamdulillah,ternyata persaudaraan islam terasa lebih kuat dari halnya hubungan darah,bahkan walau harus dari belahan bumi yang berbeda